Sudah umum di masyarakat Indonesia bahkan di banyak kawasan di dunia ini, ada anggapan bahwa arwah manusia yang telah mati dapat gentayangan dan menyakiti manusia hidup.
Di Indonesia sendiri, begitu banyak kepercayaan wacana arwah-arwah insan yang matinya tidak baik, dianggap berkembang menjadi hantu dengan aneka macam macam wujud seperti pocong, kuntilanak, wewegombel, dan lain sebagainya.
Padahal tidak banyak orang yang melihatnya. Kebanyakan orang hanya percaya begitu saja dari omongan orang lain. Ditambah lagi dengan adanya aneka macam macam program televisi dan film-film yang memuat berbagai unsur yang menyajikan wujud-wujud hantu khayalan manusia tersebut, semakin memperkuat kepercayaan masyarakat akan adanya hantu dari arwah manusia.
Namun, dalam pemikiran Islam arwah manusia itu sesudah mati akan berada di alam kubur yaitu alam Barzakh. Alam yang terpisah dengan alam dunia ini. Ruh tidak akan dapat keluar dari alam ini dan menampakan wujudnya di hadapan manusia.
Lalu bagaimana dengan penampakan-penampakan hantu yang sering diceritakan orang itu?
Mungkin benar ada dan mungkin juga hanya khayalan yang melihatnya.
Pada dasarnya, orang yang melihat penampakan hantu itu sangatlah sedikit jikalau dibandingkan dengan jumlah manusia yang ada. Kebanyakan orang hanya tahu dari mulut ke mulut lisan atau bahkan hanya tahu dari program televisi dan film-film horor.
Adapun penampakan hantu itu, jikalau memang terjadi, maka itu yaitu sosok Jin yang menampakan diri dengan bantuan sihir baik penyihir dari jin sendiri ataupun dari manusia.
Hanya orang-orang tertentu saja yang dapat melihatnya. Hanya ada dua macam orang yaitu orang sholeh yang dikaruniai Allah untuk melihatnya, dan orang kafir yang suka meminta tolong kepada jin. Padahal dengan meminta sumbangan kepada jin akan semakin menyesatkannya dari Jalan Allah.
Jika anda sering melihat penampakan hantu, maka ada dua kemungkinan.
Pertama Ada jin di dalam badan anda sendiri. Kedua Hanya khayalan dari anda sendiri. Sebaiknya anda melaksanakan Ruqiyah. Baik melaksanakan sendiri dengan rutin membaca al-Quran dan tentunya tidak pernah meninggalkan sholat, atau dengan meminta bantuan peruqyah.